Minggu, 24 Februari 2013

PMII Jatim Ajak Rekonsolidasi Nasionalisme


PMII Jatim menyampaikan rasa berkabung yang sedalam-dalamnya atas rangkaian kekacauan politik yang terjadi di Tanah Air.

SURABAYA, Jaringnews.com - Ketua Umum Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Jawa Timur Fairouz Huda Anggasuto mengaku prihatin atas peristiwa-peristiwa politik yang menimpa Tanah Air belakangan ini.

Ia mencontohkan kasus korupsi menyerat petinggi partai dan kasus penembakan TNI di Papua.

Lalu, tak lama setelah Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaq terseret kasus dugaan korupsi, kini disusul Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus proyek Hambalang.

Di rubrik peristiwa lain, rakyat disuguhi tontonan yang cukup memilukan di Papua. Konflik di Papua kembali memakan korban dalam kasus penembakan delapan anggota TNI di kampung Tangulinik, Distrik Sinak Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Kamis (21/2) lalu.

"Ini kekacauan politik yang sangat memprihatinkan dalam kehidupan kita sebagai bangsa," kata Fairouz di Surabaya, Minggu (24/2).

Karena itu, sambung Fairouz, PMII Jatim menyampaikan rasa berkabung yang sedalam-dalamnya atas rangkaian kekacauan politik yang terjadi di Tanah Air.

"Sebagai bangsa kita ikut berduka atas jatuhnya korban terhadap TNI di Papua," imbuhnya.

Sebagai bagian dari bangsa, Fairouz menegaskan bahwa PMII tidak kenal lelah dan pantang menyerah untuk tetap mempertahankan kedaulatan NKRI, khususnya dalam konteks teritori.

"Segera hentikan segala upaya pengrusakan NKRI, baik dalam konteks ideologi berbangsa, berpolitik, berekonomi, berbudaya serta dalam konteks pemecah-belahan keutuhan teritori," ajaknya.

Menurut Fairouz, ke depan perlu ada langkah-langkah kebangsaan yang harus ditempuh. Yakni pentingnya melakukan rekonsolidasi rasa nasionalisme dalam diri berbagai elemen bangsa, sehingga terbangun jiwa-jiwa persatuan untuk keberlangsungan sejarah panjang kehidupan berbangsa.

"Bangsa yang tidak hanya berpikir atas kepentingannya sendiri, kepentingan golongannya sendiri, kepentingan daerahnya sendiri," tandasnya.

Selain itu, lanjut Fairouz, perlu reformulasi konsepsi demokrasi Indonesia, dari yang hanya mengedepankan hal-hal administratif, menuju pada yang lebih mengutamakan nilai-nilai substantif. Yakni terwujudnya rasa keadilan, sikap kejujuran, dan mengedepankan sebuah kebenaran sejati. "Bukan kebenaran semu," ujarnya.

Karena itu, Fairouz menghimbau semua elemen bangsa agar mendeklarasikan diri untuk mengabdi pada bangsa dengan fondasi ideologi yang dimiliki.

"Sehingga bangsa ini tetap berada di atas bangunan karakter yang berani untuk berdiri di atas kaki sendiri (Berdikari), dan berdaulat tanpa ada persinggungan konspirasi global," pungkasnya.


sumber : jaringnews.com

0 komentar:

Posting Komentar