Senin, 23 Desember 2013

Hari Ibu, PMII Putri Bagi-bagi Seribu Bunga

Pamekasan (media sahabat) - Korps PMII Puteri (KOPRI) Pamekasan, bagi-bagikan seribu bunga kepada pengguna jalan, dalam rangka peringati Hari Ibu di sekitar Monumen Arek Lancor, Minggu (22/12/2013) pagi.

Gerimis yang menyelimuti kota Gerbang Salam itu, tidak mengurangi semangat perempuan-perempuan pergerakan untuk merefleksikan sebuah peringatan terhadap peran seorang perempuan dalam keluarganya, baik itu sebagai istri untuk suaminya, ibu untuk anak-anaknya, maupun untuk lingkungan sosialnya.

Ketua Kopri Pamekasan, Zahrotun mengatakan, kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengenang perjuangan perempuan di Indonesia. Lebih-lebih bisa dijadikan sebagai momentum untuk memperbaiki kualitas bangsa. "Mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini," katanya, saat ditemui.

Zahroh, sapaan akrabnya menambahkan, pada zaman dulu, perempuan berkumpul untuk menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Serta menggarap berbagai isu tentang persatuan perempuan Nusantara. "Bedanya dengan jaman sekarang, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis untuk perkembangan perempuan, tanpa mengusung kesetaraan jender," imbuhnya.

"Dengan semangat tersebut. Bahkan, Presiden pertama RI, Ir Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember ini, sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959," terang mahasiswa UIM, Madura tersebut.

Lebih lanjut, Zahroh menjelaskan, dengan itu kita bisa merefleksikan sebagai simbol balas jasa terhadap perempuan-perempuan Indonesia, khusunya di Pamekasan. "Hari Ibu diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu. Berbagai kegiatan dan hadiah diberikan untuk para perempuan atau para ibu, seperti memberikan kado istimewa, bunga, aneka lomba untuk para ibu, atau ada pula yang membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari," jelasnya.

Dari pantauan , anggota Kopri Pamekasan tersebut membagi-bagikan bunga dan selebaran kepada para pengguna jalan, baik roda dua maupun roda empat yang melintas di kawasan alun-alun kota Pamekasan.

Sumber : beritajatim.com

Selasa, 10 Desember 2013

PMII Pamekasan Kecam Tindakan Anarkis Oknum Kepolisian


Pamekasan (media sahabat) - Seringnya aparat kepolisian yang bertindak anarkis terhadap sejumlah aktivis yang melakukan demonstrasi di berbagai wilayah di Indonesia, mendapat kecaman keras dari sejumlah aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pamekasan.

Kecaman tersebut dilakukan oleh PMII Pamekasan, dengan cara melakukan unjuk rasa ke Kantor Polres Pamekasan, Jl Stadion Nomor 81, Selasa (10/12/2013). Meminta pihak kepolisian bertanggungjawab dan mengusut tuntas oknum polisi yang bertindak preman terhadap sejumlah aktivis PMII yang sedang menyuarakan aspirasi.

Sepeti diberitakan sebelumnya, seorang kader PMII di Banyuwangi, ditangkap oleh aparat setempat ketika melakukan aksi demonstrasi, disusul kemudian tindakan anarkis aparat terhadap kader PMII Sampang dan Sumenep, ketika menolak kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Bahkan di antara mereka juga diringkus di Mapolres.

Sehari kemudian, sejumlah aktivis PMII Pamekasan, juga dipukul mundur ke salah satu gudang tembakau di wilayah setempat, ketika mau menghadang kedatangan Presiden ke kota yang memiliki jargon Gerbang Salam.

Yang terbaru dan membuat para aktivis terpancing, salah satu Ketua PB PMII, juga terkena imbas kekerasan aparat ketika menyuarakan aspirasi pada Hari Anti Korupsi di Jakarta, Senin (09/12/2013) kemarin.

"Kami sangat menyayangkan sikap kepolisian yang selama ini kerap kali bertindak premanisme terhadap para aktivis PMII, yang sedang menyuarakan aspirasi rakyat, mulai kasus pemukulan hingga penyekapan yang menimpa ketua pengurus PMII se-Madura saat melakukan unjuk rasa menolak SBY ke Pulau Madura," kata Sidik, Ketua PMII Pamekasan.

Pada aksi tersebut, mahasiswa yang bermaksud melakukan orasi ke Kantor Polres setempat, kembali dihadang oleh petugas kepolisian dengan cara memblokade pengunjuk rasa yang hendak menerobos masuk ke halaman Kantor Polres.

Menanggapi aksi mahasiswa tersebut, Kapolres Pamekasan, AKBP Nanang Chadarusman mengatakan, pihaknya merasa prihatin atas insiden tindakan premanisme yang telah dilakukan oknum kepolisian saat melakukan pengamanan terhadap para mahasiswa yang sedang berdemo. "Teman-teman mahasiswa jangan khawatir, kita ini bukan musuh mahasiswa. Silakan anda menyampaikan aspirasinya, sepanjang disampaikan secara baik-baik dan tidak anarkis, pasti kita kawal," katanya.

Puas dengan respon dan jawaban Kapolres Pamekasan, mahasiswa segera membubarkan diri dengan tertib menuju basecame mereka, di Jl Brawijaya, Keluruhan Jungcangcang, Kecamatan Kota.


sumber : beritajatim.com

Tuntut Pemerintahan Bersih Dari Korupsi, PMII Pamekasan Turun Jalan


Pamekasan (media sahabat) - Puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pamekasan, menggelar aksi unjuk rasa ke kantor DPRD setempat, Selasa (10/12/2013). Mahasiswa menuntut pemerintahan di wilayah itu agar bersih dari korupsi.

Massa mendatangi kantor wakil rakyat di jalan kabupaten tersebut dengan berjalan kaki sambil melakukan orasi bergantian dari monumen Arek Lancor. Mereka datang dengan membawa berbagai poster dan spanduk yang berisi kecaman terhadap tindakan kurupsi.

"Korupsi adalah musuh bersama bagi bangsa Indonesia, sehingga kami akan terus berkomitmen untuk mengawal dan memberantas korupsi di Kabupaten Pamekasan. Indonesia saat ini sudah menjadi surga bagi koruptor, sehingga PMII Pamekasan akan terus mengawal berbagai kasus korupsi di Pamekasan," kata Sidik, dalam orasinya.

PMII juga menuntut agar kantor Kepresidenan, Gubernur, Bupati dan DPRD agar bersih dari korupsi. "Kami juga mendesak agar pihak kepolisian, kejaksaan menuntaskan kasus-kasus korupsi dari pusat sampai daerah," imbuhnya.

Bahkan, pihaknya juga meminta tegas kepada pemerintah untuk segera menuntaskan kasus alat kesehatan (Alkes) di RSD Slamet Martodirdjo, serta beberapa kasus korupsi lainnya yang terjadi di Kabupaten Pamekasan.

Menanggapi hal itu, ketua DPRD Pamekasan, Halili mengatakan, pihaknya tetap akan berkomitmen dan berupaya mengantisipasi dan mencegah terjadinya korupsi di Pamekasan. "Kemarin saya di undang oleh BPK dan KPP. Dalam pertemuan itu, dihimbau agar berhati-hati dalam penggunaan anggaran," katanya.

Halili juga mengungkapkan, pihaknya telah menyampaikan hal itu kepada 45 wakil rakyat dari berbagai partai politik yang ada di DPRD Pamekasan. "Saya sudah menyampaikan hal itu kepada seluruh anggota secara resmi, agar seluruh anggota DPRD berhati-hati dalam pelaksaan program dan kegiatan," ungkapnya.

Puas dengan respon wakil rakyat, massa membubarkan diri dari Kantor DPRD dan melanjutkan bergerak menuju Kantor Polres Pamekasan, Jl Stadion No 81, untuk menyampaikan aspirasi terkait pemukulan aparat kepolisian terhadap salah satu ketua mereka di Jakarta, pada demonstrasi memperingati hari Anti Korupsi.

sumber : beritajatim.com

Ketum PB PMII Dipukuli, PMII Pamekasan Ngeluruk Polres


Pamekasan,10/12 (media sahabat- Aktifis PMII Pamekasan, menggelar aksi unjuk rasa ke Mapolres Pamekasan, terkait pemukulan anggota kepolsian terhadap ketua umum pengurus besar (PB) PMII saat melakukan aksi unjuk rasa di Jakarta beberapa waktu lalu.
Aksi demonstarsi ke Mapolres itu, dilakukan setelah sebelumnya aktifis PMII menggelar aksi ke kantor DPRD Pamekasan guna mendesak agar pengelolaan pemerintahan di Kabupaten Pamekasan bersih dari korupsi.
Selesai menggelar demo di Kantor wakil rakyat itu, aktifis PMII langsung bergerak menuju Mapolres Pamekasan yang terletak di jalan stadion dengan berjalan kaki, sambil berorasi mengutuk tindakan pemukulan yang dilakukan anggota kepolisian terhadap ketua umum PB PMII.
“Ketua umum PB PMII adalah simbol kebesaran organisasi kami, jika ketua kami dipukuli, maka kader PMII di seluruh kabupaten kota se Indonesia tidak akan terima, dan akan melakukan perlawanan,”kata ketua PMII Pamekasan Ahmad Sidik.
Didik sapaan akrabnya juga mendesak agar Kapolri meminta maaf secara terbuka atas insiden pemukulan terhadap ketua organisasinya itu.
“Permintaan kami sederhana, Kapolri harus meminta maaf kepada PMII, pecat anggota polisi yang telah memukul ketua kami, dan jika tidak bisa memenuhi tuntutan kami, Kapolri harus mundur dari jabatannya,” katanya.
Menanggapi tuntutan aktifis PMII, Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chadarusman mengatakan, pihaknya akan menyampaikan tuntutan aktifis PMII itu kepada atasannya.
Selain itu Kapolres juga berharap agar hubungan baik yang telah terjalin dengan berbagai pihak, termasuk dengan PMII tidak terganggu karena persoalan tersebut.

sumber : mediamadura.com

4 KM, Kapolres,Wakapolres Jalan Kaki Kawal Aktifis PMII


Pamekasan,5/12 (media sahabat) - Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chadarusman, beserta Wakapolres Kompol Ikhwanuddin, berjalan kaki sekitar 4 KM, mengawal aktifis PMII yang hendak pulang ke sekretariatnya usai demo penolakan kedatangan Presiden SBY di Kabupaten Pamekasan. Kamis (05/12/13) pagi.
Keduanya berjalan kaki bersama aktifis PMII usai demo tersebut dibubarkan oleh petugas kepolsian setelah presiden SBY melintas di Jalan jokotole menuju Pendopo Bupati Pamekasan.
Aktifis PMII dikawal oleh Kapolres, Wakapolres beserta anggota kepolisian dari lokasi demo yakni jalan Jokotole (Asem Manis), hingga sampai kesekretarian PC PMII Pamekasan di jalan Brawijaya.
Meskipun hujan mengguyur, arak-arakan pengawalan aktifis itu tetap dilanjutkan, dan hal itu menjadi pusat perhatian dari warga

sumber : mediamadura.com

Aktifis PMII Ditahan, Kader PMII Pamekasan Ancam Blokir Jalan


Pamekasan,4/12 (media sahabat)- Ditahnnya puluhan aktifis PMII termasuk ketua Cabang PMII Pamekasan, Ketua Cabang PMII Sampang, ketua Cabang PMII Sumenep beserta aktifis lainnya oleh aparat kepolisian Sampang karena menggelar aksi unjuk rasa menyambut kedatangan Presiden SBY, mengundang reaksi dari kader PMII di Kabupaten Pamekasan.
Puluhan kader PMII Pamekasan, mengancam akan memblokir jalan yang akan dilalui oleh Presiden SBY apabila aktif PMII yang ditahan di Mapolres Sampang tidak di bebaskan.
“Jika ketua kami tidak dibebaskan, maka kami akan memblokir jalan,” kata Agus irianto kepada mediamadura.com.
Selain mengancam untuk memblokir jalan, aktifis PMII juga telah memasang poster di tiang yang terletak di depan Kampus Unira Pamekasan, Jalan raya panglegur, yang bertuliskan tuntutan agar aktifis PMII dibebeaskan.
Sampai berita ini diturunkan, nampak petugas kepolisian membentuk pagar betis didepan komisariat PMII Unira mengantisipasi pemblokiran jalan yang akan dilakukan oleh aktifis PMII Pamekasan itu.

sumber : mediamadura.com

Demo Tolak Kedatangan SBY, Inilah Tuntutan Aktifis PMII


Pamekasan, 5/12 (media sahabat)- Sejumlah aktifis yang menggelar aksi gabungan dari berbagai organisasi, penolakan kedatangan Presiden SBY di Pamekasan,merilis sejumlah tuntutan dalam aksi.
Aksi yang digelar di jalan trunojoyo itu, selain berorasi secara bergantian, puluhan mahasiswa itu juga membagi-bagikan selebaran.
Berikut tuntutan dalam aksi itu.
1.Tuntutan kasus syi’ah di Kabupaten Sampang.
2.Bubarkan BPWS
3.Tuntaskan Kasus Century dan Hambalang.
4. Selamatkan aset dan kekayaan Madura.
5.Stop liberalisasi Ekonomi, stop impor garam, stop eksploitasi migas.


sumber : mediamadura.com

Selasa, 03 Desember 2013

Kedatangan SBY ke Madura Akan Disambut Empat Aksi Demonstrasi

PAMEKASAN, (media sahabat) - Empat aksi demonstrasi akan mewarnai kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Madura selama tiga hari, 4-6 Desember 2013. Aksi itu akan digelar di masing-masing kabupaten di Madura, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Kabupaten Sumenep.

Ahmad Sidik, Ketua Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pamekasan menuturkan, aksi akan dilaksanakan seluruh pengurus cabang PMII di Madura untuk menyambut kedatangan SBY. Masing-masing cabang PMII akan didukung oleh pengurus cabang lainnya di Madura.

"Aksi pertama dimulai di Sumenep kemudian beralih ke Pamekasan. Setelah dari Pamekasan pindah ke Sampang dan Bangkalan. Ini sudah menjadi kesepakatan seluruh pengurus dan kader PMII di Madura," kata Sidik di Pamekasan, Selasa (3/12/2013).

Melalui aksi ini, kata Didik, PMII meminta SBY untuk menuntaskan segala persoalan bangsa yang terjadi saat ini, di antaranya soal korupsi, supremasi hukum, dan kemiskinan yang dinilai masih tinggi di Indonesia.

"Kami belum mendengar secara tegas pernyataan SBY tentang pemberantasan korupsi di negeri ini. Apalagi saat ini Wakil Presiden Budiono disebut-sebut terlibat dalam kasus korupsi Bank Centuty," ujar Sidik.

Sementara itu, Komandan Distrik Militer 0826 Pamekasan, Letnal Kolonel Mawardi, berharap, aksi PMII berlangsung damai tanpa kericuhan.  

sumber: kompas.com

PMII Pamekasan Aksi Solidaritas Untuk PMII Situbondo

Pamekasan,03/12 (media sahabat) - Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Pamekasan, menggelar aksi solidaritas terhadap tindakan represif dan penggerebbekan, yang dilakukan oleh kepolisian Situbondo terhadap sekretariat PMII Cabang Situbondo. Rabu (08/09) pagi.

Aksi tersebut dimulai pada kulu 09.00 WIB di kawasan Monumen Arek Lancor, sejumlah massa aksi membentangkan poster serta melakukan orasi secara bergantian, mengecaman tindakan kepolisian Situbondo.

Ketua Umum PMII Cabang Pamekasan,Sidik yang dalam aksi itu sekaligus menjadi korlap mengatakan, dalam Undang-undang sudah diatur tentang tatacara menyampikan aspirasi, termasuk tentang unjuk rasa, dalam undang-undang itu juga diatur, bahwa unjuk rasa itu sifatnya bukan ijin, tetapi pemberitahuan, sehingga menurutnya tindakan represif yang dilakukan oleh Kapolres Situbondo, yang melarang aktivis PMII Zona Tapal Kuda untuk menyambut Presiden dengan cara turun jalan adalah tindakan berlebihan, dan menyalahi aturan.


"Tindakan itu jelas melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku di negara kita ini, saat ini kita dilarang menyampaikan aspirasi dimuka umum," teriak Sidik.

Bahkan didik sapaan akrabnya mengatakan, tindakan yang dilakukan pihak kepolisian Situbondo itu tidak mencerminkan sebagai prilaku penegak hukum, sebab tidak memahami undang-undang, dan melarang mahasiswa untuk turun jalan.

"Kekrasan terhadap aktifis mahasiswa sudah terjadi sejak tahun 98, apakah hal itu akan berlanjut hingga saat ini?,hidup PMII, hidup PMII," teriaknya yang juga disambut terikan oleh peserta aksi lainnya.

sumber : mediamadura.com

Jelang Kunjungan SBY, HMI dan PMII Sampang Demo


Sampang (media sahabat) - Menjelang kedatangan Presiden RI, Susilo bambang yudoyono ke Pulau Madura, membuat dua aksi unjuk rasa yang di lakukan oleh dua organisasi kemahasiswaan yakni HMI dan PMII.

Dalam aksi unjuk rasa hari ini, HMI mengangkat kasus pesangon anggota DPRD Sampang dan PMII yang menyoroti hilangnya aset daerah di dalam BUMD PT.SMP.

Kapolres Sampang AKBP. Imran Edwin Siregar saat di konfirmasi melalui jaringan telepon mengatakan dari semua aksi unjuk rasa hari ini sama sekali tidak menganggu persiapan kedatangan Presiden.

Ketika di tanya berapa jumlah pasukan yang akan diterjunkan untuk ikut mengamankan kedatanggan SBY, Kapolres Sampang akan mengerahkan pasukanya sebanyak 8 kompi.
"Pasukan kita sebar mas, bahkan mulai kemarin sudah turun ke lokasi-lokasi yang di angap rawan," tegasnya.

Sekedar di ketahui, Presiden RI Susilo bambang yudoyono pada tanggal (4/12/2013) mendatang di agendakan berkunjung ke 4 Kabupaten di Madura yang salah satunya yakni Kabupaten Sampang.[rilis]



sumber : beritajatim.com

Sekda 'Lecehkan' Wartawan, Mahasiswa Demo Sekda Pamekasan

Pamekasan (media sahabat) - Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pamekasan, menggelar demonstrasi terkait perkataan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pamekasan, Alwi yang melecehkan profesi wartawan pada forum audensi dokter se-Kabupaten, di ruang rapat Pemkab Pamekasan, Rabu (27/11/2013) kemarin.


Sebelumnya, Alwi pada forum tersebut mengatakan jurnalis seolah-olah sebagai 'tukang peras', sesuai dengan yang diucapkannya, "Jangan sekali-kali hal itu didengar oleh wartawan, sebab bisa dijadikan ATM berjalan," kata Alwi, di hadapan para dokter yang tergabung di IDI.



Aksi yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan bentuk solidaritas kepada wartawan itu, meminta penjelasan terkait ucapannya Alwi yang telah melecehkan wartawan. "Wartawan adalah mitra kami sebagai mahasiswa, sehingga kami tidak terima dengan ucapan Alwi yang melecehkan wartawan itu," kata Sidik, ketua Cabang PMII Pamekasan, Kamis (28/11/2013).



Sidik menambahkan, perkataan alwi yang mengatakan 'bisa dijadikan ATM berjalan', dinilai sangat tidak etis. "Kalimat itu tidak pantas diucapkan oleh seorang pejabat publik, dan Alwi harus meminta maaf secara terbuka," teriak Sidik, yang disambut oleh peserta aksi yang lain.



Hal senada juga diungkapkan orator aksi lainnya, Elman, Sekda sebagai pejabat harus menjaga perkataannya, dan tidak melakukan pelecehan terhadap siapapun, termasuk kepada wartawan. "Jika Sekda tidak mau minta maaf, maka kami meminta kepada Bupati Pamekasan untuk memecat Alwi," ungkapnya.



Massa PMII yang menggelar orasi secara bergantian, meminta Alwi untuk keluar dari kantornya. Tetapi saat mendapatkan informasi bahwa yang dimaksud tidak sedang berada di kantornya, dan sedang mengikuti rapat di Pendopo Bupati Pamekasan, akhirnya massa PMII bergerak ke rumah dinas Bupati, Jl Pamong Praja.



Mengetahui massa mendatangi Pendopo Ronggosukowati, Satpol-PP yang piket menutup pintu masuk. Hal itu menyebabkan terjadi aksi saling dorong antara massa yang hendak masuk dengan petugas pun tidak terelakkan.



Untungnya ketegangan tersebut tidak berlangsung lama, setelah Alwi mendatangi peserta aksi, dan bersedia berdialog langsung dengan mahasiswa yang mau menemuinya untuk meminta penjelasan.



Alwi yang awalnya tidak mengakui telah mengeluarkan kata-kata yang melecehkan wartawan, tetapi ketika salah satu wartawan mengatakan bahwa punya rekaman ucapannya. Akhirnya Alwi menyatakan permintaan maaf, dan menyanggupi untuk mengirim surat ke masing-masing kantor media resmi yang ada di Pamekasan. "Baiklah kalau begitu, saya minta maaf," kata Alwi.



Setelah mendengar penyataan pejabat penting di Pemkab Pamekasan itu, akhirnya massa PMII membubarkan diri dengan tertib menuju basecamp mereka di Jl Brawijaya.



Sumber: beritajatim.com

Senin, 25 November 2013

Hadang Mobil Bupati, Aktivis PMII Nyaris Ditabrak

Pamekasan, 25/11 (media sahabat) - Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan, Jawa Timur, menggelar aksi unjuk rasa memperingati hari guru, di bundaran monumen Arek Lancor, Senin (25/11/2013). 

Aksi itu diikuti beberapa aktivis PMII di Jawa Timur, seperti PMII Surabaya, PMII Bangkalan, PMII Sampang, PMII Sumenep, PMII Jember, PMII Bondowoso, PMII Lamongan dan PMII Bojonegoro. 
Aksi tersebut untuk mendesak Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Achmad Syafii meningkatkan kesejahteraan guru, seperti yang dijanjikannya saat kampanye. Janji itu berupa pemberian honor kepada guru tidak tetap (GTT), mulai dari tingkat TK sampai SMA sebesar Rp.900.000 per bulan. 

"Janji itu sampai saat ini tidak terealisasi. Buktinya, tidak ada satupun guru yang diberi honor sebesar janji Bupati. Bahkan ada GTT yang hanya dibayar Rp 75.000, per bulan," ungkap ketua PMII Pamekasan, Sidik. 
Selain mendesak untuk memenuhi janji Bupati, PMII juga menyoroti kondisi pendidikan di Kabupaten Pamekasan yang mulai ada pergeseran moral pelajar, seperti tawuran, minum minuman beralkohol, atau berbuat mesum di tempat-tempat kos. 

"Kalau kondisi ini dibiarkan, maka masa depan Pamekasan akan suram karena generasinya sudah bejat moralnya," imbuh Didik. 

Aksi ini diwarnai dengan penghadangan mobil dinas Bupati Pamekasan bernomor polisi M 1 AP yang kebetulan melintas di area monumen Arek Lancor. Aksi ini berlangsung dadakan. Saat dihadang, mobil sedan Honda Accord berwarna hitam itu bertambah kencang larinya, sehingga nyaris mencelakai mahasiswa. 
Kejadian ini menuai kekecewaan peserta aksi. "Seharusnya kalau memang tidak mau berhenti, Bupati tidak harus mencelakai kami. Arogansi supir bupati itu tidak perlu ditunjukkan kepada kami. Sebab mobil yang dipakai itu tidak dibeli dari kantong pribadi, tapi dari uang rakyat," pungkas Sidik.

Sumber : kompas.com

Selain Isu Sosial, PMII Pamekasan Kawal Isu Budaya


Pamekasan,20/11 (media sahabat) - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan, yang selama ini terus mengawal isu-isu sosial, rupanya juga mengawal isu-isu kebudayaan.
Organisasi kemahasiswaan yang dilahirkan oleh Nahdlatul Ulama (NU) itu, pada senin (18/11/13) mengadakan bincang budaya, yang digelar di munomen arek lancor Pamekasan, dan acara tersebut khusus memperbincangkan kebudayaan yang ada di bumi gerbang salam itu.
Ketua Cabang PMII Pamekasan Sidik mengatakan, digelarnya acara tersebut untuk mengkaji dan membedah wujud asli kebudayaan Kabupaten Pamekasan.
“Sebagai generasi muda, kami ingin mengetahui lebih banyak tentang budaya asli Pamekasan, serta menumbuhkan rasa memiliki terhadap budaya itu sendiri,” katanya kepada mediamadura.com.
Didik sapaan akrabnya juga mengatakan, acara yang digelar pada momentum hari jadi Kabupaten Pamekasan yang ke-483 itu, juga untuk mendiskusikan masa depan dari kebudayaan yang ada di wilayah itu.
“Tidak bisa dipungkiri, bahwa kebudayaan kita telah dibanjiri oleh kebudayaan asing, dan akulturasi budaya ini perlu kita antisipasi dan kebudayaan kita perlu terus kita kembangkan, jika tidak, maka bersiap-siaplah untuk ditinggalkan oleh generasi selanjutnya,”paparnya.
Dalam acara yang dihadiri oleh Bupati Pamekasan, Dewan Kesenian Pamekasan, MUI, Dewan Pendidikan dan KNPI itu, diharapkan akan membuahkan gagasan dan rekomendasi yang nantinya menjadi rumusan bersama deni kemajuan kebudayaan Madura, khususnya Pamekasan.
“Saya juga berharap agar seniman-seniman yang ada di Kabupaten Pamekasan ini diberi ruang seluas-luasnya untuk terus berkarya,” pungkasnya.(rilis)

sumber: mediamadura.com

Kamis, 31 Oktober 2013

PMII Pamekasan Datangi DPRD Bahas Perda Tembakau


Pamekasan (media sahabat) - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan menggelar audiensi ke Kantor DPRD  Jl Kabupaten terkait Peraturan Daerah (Perda) tentang Tata Niaga Tembakau, Rabu (30/10/2013).

Audiensi pengurus cabang bersama lima komisariat di Pamekasan itu ditemui langsung oleh Komisi B DPRD dan perwakilan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta petugas keamanan dari pihak Polres Pamekasan.

Ketua Cabang PMII Pamekasan, Sidik mengatakan, pihaknya melakukan audiensi terkait tata niaga tembakau untuk kembali memastikan kinerja wakil rakyat yang sebelumnya sudah berjanji untuk melakukan revisi terhadap Perda Nomor 6 Tahun 2008, yang sebelumnya pihaknya sudah melakukan demonstrasi ke tempat yang sama.

"Kami kembali datang kesini (DPRD Pamekasan) untuk kembali mempertanyakan tentang revisi Perda 6/2008 tentang Tata Niaga Tembakau. Yang mana sebelumnya sudah kami aspirasikan," kata Sidik.

Hal senada juga diungkapkan Ketua I PMII Pamekasan, Elman Nafi', pihaknya melakukan audiensi itu untuk kembali menindaklanjuti janji dewan untuk segera melakukan revisi tata niaga tembakau yang cenderung tidak berpihak pada rakyat kecil. "Sejauh mana wakil kita melakukan revisi Perda tentang tembakau yang sebelumnya sudah dijanjikan untuk segera direvisi," ungkapnya.

Mahasiswa Strata 2 STAIN Pamekasan itu menambahkan, selain itu pihaknya juga mempertegas dukungannya terhadap masyarakat kecil untuk senantiasa memperjuangkan dan melakukan pengawalan yang dirasa memberatkan bagi khalayak tidak mampu. "Kami hanya mengawal bagaimana Perda ini benar-benar berpihak terhadap masyarakat bawah dan tidak hanya dijadikan sebagai alat oleh para pengusaha dan pihak terkait," imbuhnya.

Lebih lanjut peserta audiensi juga meminta pihak DPRD untuk menghapus Pasal 13 (harga tembakau Madura pada musim panen ditentukan kualitas/mutu), Pasal 17 (pengambilan sampel dilakukan pelbeli paling banyak 1 Kg dalam tiap kemasan), dan Pasal 18 (potongan berat tikar pembungkus sebanyak 2 Kg). Juga pasal perijinan juga diperjelas, karena dinilai menguntungkan pihak pabrikan.

"Kami meminta di pasal 13, pabrik dan Disperindag harus bisa menyediakan alat bantu kualiatas, di pasal 17 harus dihapus karena sangat jelas menguntungkan pihak pabrikan, pasal 18 potongan tikar tidak memotong kiloan tapi memotong sesuai harga tikarya. Sedang Pasal 25 pidana murni jadi tdak harus di Perdakan, Perdanya tidak memihak kepada petani. Kami sangat kecewa terhadap pembuat Perda," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Pamekasan, Hosnan Achmadi mengaku pihaknya sedang melakukan pembahasan terkait tahapan Raperda di Pamekasan, tak terkecuali Perda tentang tembakau. "Sebelum menjadi Raperda, kami masih harus melalui tahapan-tahapan berupa pra Raperda, dan tahapan yang harus dilalui cukup panjang," kata Hosnan.

Selain itu, pihaknya juga harus melakukan kajian naskah secara akademik, yakni berupa naskah perubahan (kebutuhan mendesak atau tidak, serta konsekwensi dari Perda yang akan diputuskan), konsep yang mau diajukan dalam bentuk Raperda, dan juga ijin pimpinan dari Badan Legislasi (Baleg). "Proses yang cukup panjang, perlu dimaklumi. Tapi kami berusaha seoptimal mungkin untuk segera menyelesaikan ini," ungkap politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Hosnan juga mengungkapkan, jika pihaknya dianggap terlalu lamban dalam menyelesaikan pembahasan Raperda itu, hal itu harus dimaklumi, karena tidak serta merta Perda itu selesai dilakukan tanpa harus mempertimbangkan kepentingan masyarakat kecil. "Kami perlu melakukan penyaringan yang betul-betul berperan pada kepentingan yang berpihak pada masyarakat, dan sudah kami masukkan dalam program Legislasi 2013, baik ditingkat eksekutif maupun Pansus," pungkasnya. [pin/ted]

Senin, 28 Oktober 2013

PMII Pamekasan Lakukan Refleksi Sumpah Pemuda


Tanggal 28 Oktober adalah Hari Sumpah Pemuda. Heroik sejarah keperkasaan para pemuda untuk meneguhkan identitas kebangsaan, terbilang berbanding terbalik dengan kondisi pemuda Madura yang perannya masih dipertanyakan.
Hal demikian mengemuka dalam refleksi Sumpah Pemuda yang dilakukan para aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan, Minggu (27/10) kemarin. Di bawah terik matahari, sekitar pukul 10.00, pemuda-pemudi pergerakan mendengungkan orasi kepemudaan dengan menaiki pondasi monumen Arek Lancor yang berada di jantung kota.
Dalam orasinya, kordinator lapangan Mohammad Elman menegaskan, aktivis PMII merasa miris atas kondisi pemuda Madura. “Pemuda Indonesia, kini jauh dari cita-cita penegak kemerdekaan bangsa ini. Termasuk pemuda Madura sendiri. Tak sedikit yang masih terbelenggu oleh sifat menuhankan uang, prakmatis, dan karakter yang lebih mementingkan diri sendiri,” terang Ketua I PC PMII Pamekasan ini.
Dikatakan, orasi yang menjadi perhatian banyak pengendara tersebut, merupakan salah satu upaya untuk merajut kesadaran para pemuda. Kesadaran betapa pemuda saat ini harus bangkit kembali. Pemuda Madura harus beranjak dari zona nyaman.
“Jangan sampai, pesatnya teknologi dan informasi, menjadikan pemuda abai dalam belajar. Pemuda Madura yang sejauh ini belum begitu menjadi kiblat keilmuan dan kecakapan, bisa menunjukkan taringnya,” tekan Elman dengan wajah serius.
Pantauan NU Online, massa PMII tampaknya tidak peduli dengan sinar matahari yang terasa membakar kulit. Hingga azan Zuhur berkumandang, mereka tetap mendengungkan sekaligus mengajak pemuda agar sadar dan bangkit untuk semangat membangun negeri ini.
“Salah satu langkah positif yang bisa dilakukan pemuda sekarang ialah memandirikan diri sendiri. Membikin dirinya hebat dengan ilmu pengetahuan serta kecakapan yang bersumber dari potensi dan bakatnya. Ketika sudah bisa mandiri dan sejahtera, maka baru ia bisa bicara dan melangkah untuk memandirikan serta menyejahterakan masyarakat,” ujar alumnus STAIN Pamekasan ini.
Menurutnya, pemuda saat ini, termasuk pemuda Madura, cenderung semangat melakukan kritik dan kontrol terhadap orang lain. Sedangkan dirinya terperangkap dalam keterpurukan.
Sudarsono, aktivis PMII lainnya, menyatakan betapa pemuda itu tidak boleh seperti lilin. “Jangan sampai ia menerangi sekelilingnya, tetapi dirinya sendiri terbakar. Jadilah matahari. Ia setia menebar sinar sepanjang waktu, hingga tiba nantinya akhir dari segala kehidupan ini,” tukasnya.
Refleksi Sumpah Pemuda PMII Pamekasan ini diikuti oleh kader yang tersebar di penjuru Kabupaten Pamekasan. Terdiri dari lima komisariat. “Hanya Komisariat STAI Al-Khairat yang tidak hadir. Sebab, saat ini sedang melangsungkan Mapaba (Masa Penerimaan Anggota Baru, red),” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, para aktivis pergerakan menghayati makna Sumpah Pemuda. Sempat disentil bahasa-bahasa presiden SBY yang seringkali dicampur dengan bahasa asing dalam pidato resminya. Disinggung pula betapa tanah air ini penuh dengan penindasan karena belum meratanya keadilan. 
sumber : http://nupamekasan.or.id

PMII Pamekasan Kawal Perda Tata Niaga Tembakau


Pamekasan,11/10 (mediamadura.com)- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan, terus mengawal Peraturan Daerah (Perda) tata niaga tembakau, di Kabupaten Pendidikan itu.
Hal itu dilakukan dalam upaya memberikan pembelaan terhadapa petani di wilayah itu, sebab selama ini petani selalu dirugikan setiap musim panen tembakau.
“Kami saat ini terus mengkaji Perda tentang tata niaga tembakau, sebagai upaya advokasi terhadap petani tembakau di Kabupaten Pamekasan,” kata ketua Cabang PMII Pamekasan Sidik, kepada mediamadura.com. Jumat (11/10/13) pagi.
Dijelaskan, hasil kajian Perda tentang tembakau yang dilakukan oleh PMII itu, nantinya akan diusulkan kepada DPRD Pamekasan, agar dimasukkan dalam perda, yang nantinya akan mengatur tata niaga tembakau diwilayah itu.
“Kami sangat konsern terhadap persoalan tembakau ini, dan kami akan terus pengawal penyusunan Perda ini dengan sebaik mungkin,” tegasnya.
Lebih lanjut Didik sapaan akrabnya mengatakan, pihaknya tidak segan-segan mengkritisi DPRD Pamekasan, apabila ditemukan Perda yang tidak berpihak nantinya.
“Kami kan hanya mengusulkan dan DPRD yang punya hak untuk mengesahkan perda tersebut, apabila nantinya Perda itu ada poin-poin yang tidak berpihak kepada petani, maka kami akan mengkritisinya, tentu dengan cara-cara yang baik dan santun, tetapi tidak mengurangi subsatansi perlawanan yang akan kami lakukan,” terangnya.
Sehingga ia berharap, DPRD setempat benar-benar serius dalam membahas dan mengawal Perda tentang tembakau itu, agar hasilnya maksimal, dan tidak ada yang dirugikan dalam tata niaga tembakau di wilayah itu.
Harapan yang sama juga diungkapkan oleh ketua Lembaga Pengkajian Kebijakan Daerah (LPKD) Sodik El Fajar, bahkan ia berharap, setelah Perda itu disahkan, DPRD tetap mengawal dan mendesak semua pihak agar Perda itu dilaksanakan dan diterapakan, serta ada sanksi tegas apabila Perda itu dilangkahi oleh siapapun.
“Dengan begitu, kedepan DPRD Pamekasan akan disegani dan dihormati, dan setiap perda yang dihasilkan akan menjadi sesuatu yang sakral,”kata Sodik.(Rilis)

Sumber: www.mediamadura.com

Tuding Perda Tidak Berpihak Petani, PMII Demo


Pamekasan,2/10 (mediamadura.com)- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan, menggelar aksi ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, terkait adanya Peraturan Daera (perda) nomor 6 tahun 2008 tentang izin pembelian tembakau dan izin pendirian gudang, yang dinilai tidak efektif serta tidak memihak kepada petani di wilayah itu. Rabu (02/10/13) pagi.
Aksi itu dimulai dari munomen Arek Lancor, sejumlah massa PMII berjalan kaki menuju kantor DPRD wilayah itu dengan mengusung kranda, bendera, poster dan spanduk bertuliskan kecaman.
Dalam orasinya, Ketua PMII Cabang Pamekasan Sidik mengatakan, Perda nomor 6 tahun 2008 hanya menguntungkan para pembeli dan gudang-gudang di wilayah itu.
“Seperti kita ketahui bersama, pihak gudang mengambil tembakau petani sebanyak 1 kg dengan alasan sample, tetapi dilapangan terkadang lebih, dan hal itu disahkan dalam perda, betul!,” terika Didik sapaan akrabnya, yang diikuti oleh peserta aksi lainnya.
Didik juga mengatakan, sampai saat ini tidak perna ada yang mengatur tentang standar harga tembakau, berdasarkan kualitas tembakau petani di wilayah itu.
“Jika itu tidak diatur, jelas pembeli dengan seenaknya saja menghargai tembakau petani, tanpa adanya standar harga yang jelas,” tegasnya.
Salah satu orator lainnya Elman mengatakan, Perda tersebut sudah tidak efektif lagi, dan perlu direfisi, sebab petani dirugikan.
“Tidak ada jalan lain, selain merevisi Perda nomor 6 tahun 2008 itu,” katanya.
Menaggapi hal itu, ketua DPRD Pamekasan Halili, dihadapan massa aksi PMII mengucapkan, terima kasih kepada PMII yang juga ikut konsen mengawal tata niaga tembakau di wilayah itu.
“Saya sangat berterima kasih kepada adik-adik PMII yang ikut memikirkan persoalan Perda tembakau ini,” kata Adik kandung Bupati Pamekasan itu.
Halili juga menagaskan, bahwa revis Perda tentang niaga tembakau di Kabupaten Pendidikan itu saat ini sedang dibahas.
“Tekait Perda itu, saat ini sudah masuk Prolegda, dan sedang dibahas oleh Pansus,” ulasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh ketua Komisi B DPRD Pamekasan Husnan Ahmadi, bahkan ia mengajak PMII untuk ikut membahas serta menyusun Perda perniagaan tembakau itu secara bersama-sama.
“Jika memang PMII konsern terhadap tembakau, silahkan perda itu dibahas diinternal PMII dan hasilnya usulkan kepada kami,” kata Husnan.
Lebih lanjut Husnan mengatakan, saat ini pihaknya juga sedang melakukan Rapat Umum Dengar Pendapat (RUDP) dengan berbagai pihak, untuk merumuskan Perda tata niaga tembakau itu.
“Saat ini masih menggelar RUDP dengan berbagai pihak, baik petani, dengan pembeli, ataupun dengan pihak-pihak yang konsern terhadap persoalan ini,” tegasnya.(Rilis)

Sumber: www.mediamadura.com