Kamis, 20 Juni 2013

PMII Pamekasan Sesalkan Pegusiran Penganut Syiah Sampang


Sampang (Media Sahabat) - Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Pamekasan, menyayangkan relokasi terhadap warga syiah Sapang ke Sidoarjo.
Warga Syiah Sampang harus meninggalkan tempat pengungsian yang telah ditempatinya selama 9 bulan, yaitu Gedung Olah Raga (GOR) wilayah itu menuju menuju tempat yang baru, di Rumah Susun (Rusun) Puspa Agro,Sidoarjo. Sekitar pukul 14.30 WIB, pengungsi tersebut mereka diberangkatkan dengan kawalan pihak kepolisian. Kamis (20/6) siang.
Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur mengaku prihatin atas pengusiran itu.
“Direlokasinya para pengungsi syiah dari tanah kelahirannya, merupakan bukti lemahnya kita sebagai bangsa dan lemahnya nilai-nilai kemanusiaan di negeri ini,” kata ketua Cabang PMII Pamekasan Sidik.
Ini membuktikan bahwa nilai-nilai yang termaktub dalam fondasi ideologi kita dalam berbangsa, belum terpahami menjadi sebuah pemikiran, ucapan dan tindakan yang utuh oleh seluruh komponen bangsa ini, termasuk para penguasa yang tengah bercokol menikmati kekuasaannya,” kata Fairouz Huda, Ketua Umum PKC PMII Jawa Timur, Kamis (20/6) sore.
Sidik, yang akrab dipanggil Didik itu juga menuturkan, Negara seharusnya menjamin setiap warganya dalam menjalankan setiap keyakinannya, dan itu sudah diatur dalam konstisusi kita sebagai bangsa dan sebagai Negara,” ulasnya.
Didik juga menegaskan, Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, telah menjamin setiap penduduknya untuk mendapatkan hak yang sama, dan tidak ada pembedaan, termasuk terhadap penganut Syiah di Sampang.
“Kita adalah satu, dan seharusnya Negara tidak membeda-bedakan, baik suku, ras, dan agama, dan setia warga mempunyai hak yang sama, lalu mengapa mereka harus diusir dari tanah kelahirannya,” terang Didik.
Lebih lanjut, didik memaparkan, selama ini masyarakat Madura, termasuk Sampang dikenal masyarakat yang religius serta toleran, tidak hanya dengan penganut paham Syi’ah, bahkan dengan pemeluk agama selain Islam pun dapat hidup berdampingan.
“Ingatlah bahwa perbedaan itu adalah hikmah, dam merupakan sunnatullah,”tandasnya.
Bahkan Pria kelahiran Sampang ini menilai, relokasi yang dilakukan oleh pemerintah itu bukanlah solusi yang tepat, sebab pengungsi Syiah itu ingin kembali ke kampung halamannya.
“Hal itu semakin mempertegas, bahwa negara tidak mampu memberikan rasa aman terhadap warganya, tidak hanya kepada masyarakat Indonesia, tetapi dimata dunia,” kata didik dengan tegas.(rilis)

Sumber : mediamadura.com

Demo BBM, 11 Mahasiswa di Semarang Mogok Makan


Semarang - (Media Sahabat) Mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Walisongo Semarang melakukan aksi mogok makan dan membangun tenda serta nekat untuk bertahan di eks videotron Jalan Pahlawan Semarang, Rabu (19/6/2013).

Sebanyak 11 mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Walisongo Semarang menggelar aksi mogok makan. Mereka menolak APBN Perubahan 2013 yang disahkan DPR RI dan tetap menuntut rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dibatalkan.

Aksi itu dilakukan dengan mendirikan tenda di bundaran eks videotron di Jalan Pahlawan, Semarang, Rabu (19/6/2013). Para mahasiswa itu juga menutup mulut dengan lakban hitam. Pada tenda tersebut juga terpampang poster yang bertuliskan sejumlah tuntutan. Para mahasiswa tampak tidur-tiduran, sedangkan cuaca di Kota Semarang cukup terik.

Koordinator aksi Risya Islami mengatakan, aksi mogok makan dilakukan sebagai wujud bahwa gerakan penolakan kenaikan harga BBM di Kota Semarang belum padam.

"Awalnya 10 orang, sekarang bertambah jadi 11 orang dan kemungkinan bisa bertambah lagi. Laki-laki semua dan kami akan bertahan di sini hingga Sabtu (22/6/2013) mendatang," tandasnya.

Ia mengatakan, kenaikan harga BBM jelas akan menyengsarakan masyarakat sebab akan diikuti kenaikan harga bahan pokok lainnya, apalagi saat ini menjelang puasa, Lebaran, serta kenaikan kelas dan pendaftaran sekolah.

"Beban rakyat sudah banyak dengan kenaikan BBM diikuti harga lainnya ini jelas akan membuat beban semakin berat," katanya.

Ia juga berharap gerakan semacam ini dilakukan juga di seluruh Indonesia. Hal itu agar kenaikan harga BBM dibatalkan oleh pemerintah. Selain itu, mereka juga menolak penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang dinilai tidak mendidik. Pemerintah seharusnya memikirkan bagaimana memberdayakan masyarakat demi kesejahteraan.

"Perjuangan kita belum usai, seluruh Indonesia juga akan seperti ini. Kami akan bertahan dan menginap di sini agar tuntutan kami dilihat dan dipenuhi oleh pemerintah. Ini adalah cara kami berjuang," tandasnya. (Rilis)

Sumber: kompas.com

Polisi Rusak Sekretariat PMII Makassar


MAKASSAR - (Media Sahabat) Belasan anggota Patroli Bermotor (Patmor) disebutkan melakukan pengrusakan di Sekretariat Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Makassar, Jl Komp UNM Blok F3 No 18 B, sekitar pukul 23.46 wita malam ini.

Akibat kejadian tersebut beberapa unit motor milik mahasiswa yang parkir di sekretariat rusak. Ketua PC PMII Makassar, Muh Syarif Hidayatullah, mengatakan, saat kejadian mereka tengah rapat untuk kembali melakukan aksi unjukrasa Selasa (18/06/2013).

Unjukrasa untuk menyikapi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). "Aparat merangsek masuk dan menyerang di Sekretariat PC PMII Makassar. Aparat kepolisian tiba-tiba melakukan pengrusakan brutal," kata Ketua PC PMII Makassar, Muh Syarif Hidayatullah, melalui pesan BlackBerry Massenger (BBM), dinihari.

Dengan pengrusakan itu, PC PMII Makassar mengecam tindakan premanisme pihak kepolisian yang sewenang-wenang melakukan pengrusakan tanpa melakukan komunikasi terlebih dahulu.

"Kapolda harus bertanggung jawab atas perilaku anggotanya. Dan besok (hari ini) PMII akan aksi menyikapi tindakan aparat kepolisian tersebut. Sikap rombongan patmor kepolisian telah menjadi bukti bahwa kepolisian tidak mampu menjadi pengamanan buat masyarakat," jelasnya.

PC PMII Makassar mengancam akan melakukan aksi unjukrasa besar-besaran menyikapi kasus pengrusakan sekretariat tersebut sekaligus penolakan kenaikan harga BBM. (rilis)

Jumat, 14 Juni 2013

Kopri Pamekasan Adakan SKK I Se'Jatim

Pamekasan - (Media Sahabat) Korp  Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) Pamekasan adakan Sekolah Kader Kopri I Se'Jawa Timur (14/06) dengan tema "Perempuan dan Politik" ( Menyikapi Peran perempuan dalam Pesta Demokrasi 2014) dimulai pada jam 09.00 WIB yang bertempat di Auditorium SMK 3 Pamekasan dan Hotel Garuda yang akan berlangsung selama 3 Hari.

Bupati Pamekasan Ach. Syafii,M.Si yang dalam hal ini sebagai keynote speaker menjelaskan, perempuan itu penting terlibat dalam politik. Dan itu tidak hanya berlaku pada saat ini. Di masa perjuangan Rasulullah, perempuan sudah berperan aktif. Bahkan saya pribadipun Juga tidak akan seperti ini kalau bukan karena dorongan kaum perempuan (isri saya). Tegas beliau

“Dan kami berharap, Kopri ini  bisa menjadi kontrol politik dan bermitra dengan pemerintah. Bentuk mitranya berkaitan dengan pembangunan Pamekasan dan pencerdasan bangsa ini,” ujar Bupati.

Dalam kesempatan ini, Ketua KOPRI PKC Jawa Timur "Athik Hidayatul Ummah,M.Pd"  Mempertegas bahwa SKK I ini adalah proses persiapan para Kader PMII Putri khususnya agar lebih matang dalam bidang  intelektual dan mampu merubah paradigma sayarakat bahwa perempuan selalu ada diurutan nomor dua dalam segala hal.

"Harapan saya, dan semoga ini juga menjadi harapan semua kader perempuan yang ada di negeri ini, Bahwa perempuan hari ini bukan hanya sekedar pelengkap sebuah Partai Politik untuk bisa  Lolos Verifikasi, namun perempuan juga mampu secara kapasitas dan kapabilitas yang sejajar  dengan para kaum laki-laki pada umumnya". ujar athik

Sementara itu, SIDIK,S.E, selaku Ketua PC PMII Pamekasan menegaskan, acara SKK yang bertemakan “Politik dan Perempuan” ini, diadakan dalam rangka menyiapkan tokoh-tokoh pemimpin perempuan andal baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional.

“Karena saya melihat peran perempuan khususnya di bidang politik masih sangat rendah dan kurang diapresiasi oleh kebanyakan orang. Sehingga, pada momentum politik ini kita mencoba menyadarkan kaum hawa bahwa eksistensi perempuan dalam bidang politik merupakan bagian dari unsur penting tegaknya demokrasi di negara kita” tegasnya (-dit.red)