Senin, 25 November 2013

Hadang Mobil Bupati, Aktivis PMII Nyaris Ditabrak

Pamekasan, 25/11 (media sahabat) - Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan, Jawa Timur, menggelar aksi unjuk rasa memperingati hari guru, di bundaran monumen Arek Lancor, Senin (25/11/2013). 

Aksi itu diikuti beberapa aktivis PMII di Jawa Timur, seperti PMII Surabaya, PMII Bangkalan, PMII Sampang, PMII Sumenep, PMII Jember, PMII Bondowoso, PMII Lamongan dan PMII Bojonegoro. 
Aksi tersebut untuk mendesak Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Achmad Syafii meningkatkan kesejahteraan guru, seperti yang dijanjikannya saat kampanye. Janji itu berupa pemberian honor kepada guru tidak tetap (GTT), mulai dari tingkat TK sampai SMA sebesar Rp.900.000 per bulan. 

"Janji itu sampai saat ini tidak terealisasi. Buktinya, tidak ada satupun guru yang diberi honor sebesar janji Bupati. Bahkan ada GTT yang hanya dibayar Rp 75.000, per bulan," ungkap ketua PMII Pamekasan, Sidik. 
Selain mendesak untuk memenuhi janji Bupati, PMII juga menyoroti kondisi pendidikan di Kabupaten Pamekasan yang mulai ada pergeseran moral pelajar, seperti tawuran, minum minuman beralkohol, atau berbuat mesum di tempat-tempat kos. 

"Kalau kondisi ini dibiarkan, maka masa depan Pamekasan akan suram karena generasinya sudah bejat moralnya," imbuh Didik. 

Aksi ini diwarnai dengan penghadangan mobil dinas Bupati Pamekasan bernomor polisi M 1 AP yang kebetulan melintas di area monumen Arek Lancor. Aksi ini berlangsung dadakan. Saat dihadang, mobil sedan Honda Accord berwarna hitam itu bertambah kencang larinya, sehingga nyaris mencelakai mahasiswa. 
Kejadian ini menuai kekecewaan peserta aksi. "Seharusnya kalau memang tidak mau berhenti, Bupati tidak harus mencelakai kami. Arogansi supir bupati itu tidak perlu ditunjukkan kepada kami. Sebab mobil yang dipakai itu tidak dibeli dari kantong pribadi, tapi dari uang rakyat," pungkas Sidik.

Sumber : kompas.com

Selain Isu Sosial, PMII Pamekasan Kawal Isu Budaya


Pamekasan,20/11 (media sahabat) - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan, yang selama ini terus mengawal isu-isu sosial, rupanya juga mengawal isu-isu kebudayaan.
Organisasi kemahasiswaan yang dilahirkan oleh Nahdlatul Ulama (NU) itu, pada senin (18/11/13) mengadakan bincang budaya, yang digelar di munomen arek lancor Pamekasan, dan acara tersebut khusus memperbincangkan kebudayaan yang ada di bumi gerbang salam itu.
Ketua Cabang PMII Pamekasan Sidik mengatakan, digelarnya acara tersebut untuk mengkaji dan membedah wujud asli kebudayaan Kabupaten Pamekasan.
“Sebagai generasi muda, kami ingin mengetahui lebih banyak tentang budaya asli Pamekasan, serta menumbuhkan rasa memiliki terhadap budaya itu sendiri,” katanya kepada mediamadura.com.
Didik sapaan akrabnya juga mengatakan, acara yang digelar pada momentum hari jadi Kabupaten Pamekasan yang ke-483 itu, juga untuk mendiskusikan masa depan dari kebudayaan yang ada di wilayah itu.
“Tidak bisa dipungkiri, bahwa kebudayaan kita telah dibanjiri oleh kebudayaan asing, dan akulturasi budaya ini perlu kita antisipasi dan kebudayaan kita perlu terus kita kembangkan, jika tidak, maka bersiap-siaplah untuk ditinggalkan oleh generasi selanjutnya,”paparnya.
Dalam acara yang dihadiri oleh Bupati Pamekasan, Dewan Kesenian Pamekasan, MUI, Dewan Pendidikan dan KNPI itu, diharapkan akan membuahkan gagasan dan rekomendasi yang nantinya menjadi rumusan bersama deni kemajuan kebudayaan Madura, khususnya Pamekasan.
“Saya juga berharap agar seniman-seniman yang ada di Kabupaten Pamekasan ini diberi ruang seluas-luasnya untuk terus berkarya,” pungkasnya.(rilis)

sumber: mediamadura.com