Selasa, 03 Desember 2013

Sekda 'Lecehkan' Wartawan, Mahasiswa Demo Sekda Pamekasan

Pamekasan (media sahabat) - Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pamekasan, menggelar demonstrasi terkait perkataan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pamekasan, Alwi yang melecehkan profesi wartawan pada forum audensi dokter se-Kabupaten, di ruang rapat Pemkab Pamekasan, Rabu (27/11/2013) kemarin.


Sebelumnya, Alwi pada forum tersebut mengatakan jurnalis seolah-olah sebagai 'tukang peras', sesuai dengan yang diucapkannya, "Jangan sekali-kali hal itu didengar oleh wartawan, sebab bisa dijadikan ATM berjalan," kata Alwi, di hadapan para dokter yang tergabung di IDI.



Aksi yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan bentuk solidaritas kepada wartawan itu, meminta penjelasan terkait ucapannya Alwi yang telah melecehkan wartawan. "Wartawan adalah mitra kami sebagai mahasiswa, sehingga kami tidak terima dengan ucapan Alwi yang melecehkan wartawan itu," kata Sidik, ketua Cabang PMII Pamekasan, Kamis (28/11/2013).



Sidik menambahkan, perkataan alwi yang mengatakan 'bisa dijadikan ATM berjalan', dinilai sangat tidak etis. "Kalimat itu tidak pantas diucapkan oleh seorang pejabat publik, dan Alwi harus meminta maaf secara terbuka," teriak Sidik, yang disambut oleh peserta aksi yang lain.



Hal senada juga diungkapkan orator aksi lainnya, Elman, Sekda sebagai pejabat harus menjaga perkataannya, dan tidak melakukan pelecehan terhadap siapapun, termasuk kepada wartawan. "Jika Sekda tidak mau minta maaf, maka kami meminta kepada Bupati Pamekasan untuk memecat Alwi," ungkapnya.



Massa PMII yang menggelar orasi secara bergantian, meminta Alwi untuk keluar dari kantornya. Tetapi saat mendapatkan informasi bahwa yang dimaksud tidak sedang berada di kantornya, dan sedang mengikuti rapat di Pendopo Bupati Pamekasan, akhirnya massa PMII bergerak ke rumah dinas Bupati, Jl Pamong Praja.



Mengetahui massa mendatangi Pendopo Ronggosukowati, Satpol-PP yang piket menutup pintu masuk. Hal itu menyebabkan terjadi aksi saling dorong antara massa yang hendak masuk dengan petugas pun tidak terelakkan.



Untungnya ketegangan tersebut tidak berlangsung lama, setelah Alwi mendatangi peserta aksi, dan bersedia berdialog langsung dengan mahasiswa yang mau menemuinya untuk meminta penjelasan.



Alwi yang awalnya tidak mengakui telah mengeluarkan kata-kata yang melecehkan wartawan, tetapi ketika salah satu wartawan mengatakan bahwa punya rekaman ucapannya. Akhirnya Alwi menyatakan permintaan maaf, dan menyanggupi untuk mengirim surat ke masing-masing kantor media resmi yang ada di Pamekasan. "Baiklah kalau begitu, saya minta maaf," kata Alwi.



Setelah mendengar penyataan pejabat penting di Pemkab Pamekasan itu, akhirnya massa PMII membubarkan diri dengan tertib menuju basecamp mereka di Jl Brawijaya.



Sumber: beritajatim.com

0 komentar:

Posting Komentar