Kamis, 02 Mei 2013

Hardiknas, PMII & GMNI Aksi Menyikapi Buruknya Pendidikan Pamekasan

(Media Sahabat)-Pamekasan Kamis 02/05/2013 Puluhan aktifis yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) melakukan aksi seruan Moral dan swiping  dengan rute Monumen arek lancor ke Gedung DPRD pamekasan. 

Aksi yang dimotori oleh dua organisasi itu melakukan aksinya pada hari ini yang bertepatan pada hari pendidikan Nasional untuk menyikapi carut marutnya pendidikan di Indonesia Khususnya di Pamekasan ini. "20% dari APBN yang dikhususkan untuk dana pendidikan sampai saat ini tidak tepat sasaran" tambah Sidik, Ketua Cabang PMII Pamekasan itu. dia menegaskan kondisi pendidikan di kota ini sangatlah memprihatinkan,masih banyak siswa yang putus sekolah karena kekurangan biaya untuk melanjutkan, selain itu dikota ini juga masih banyak masyarakat yang buta huruf. Jadi dimomentum hari Pendidikan Nasional ini para Aktifis tersebut menginginkan keseriusan dari pemerintah daerah khususnya Bupati pamekasan dan komisi D dalam hal ini lebih serius untuk menyikapi terkait problematika pendidikan di pamekasan. Ketua GMNI pamekasan Imam dalam hal ini juga mempertegas dalam orasinya yang disampaikan dengan nada keras bahwa "Nasip negeri di masa depan juga tergantung dari kondisi pendidikan saat ini." Dengan kondisi pendidikan dipamekasan yang sampai saat ini jenis kelamin nya tidak jelas hanya akan menjadi permasalahan baru dan sebuah cerminan buruk pamekasan di masa depan, Ujar Imam, orang nomor satu di GMNI pamekasan itu.

Sesampainya digedung DPRD pamekasan, mahasiswa menyampaikan orasinya dan berharap para orang yang bertanggung jawab atas  kondisi pendidikan dipamekasan itu (bupati,ketua DPRD Komisi D, Kepala Disdik, Kepala Kemenag) dalam hal ini keluar menemui masa aksi untuk duduk dan berdiskusi dengan masa aksi untuk memperbincangkan dan mencari solusi konkrit terhadap kondisi pendidikan di kota ini. Namun masaa aksi sangat kecewa karena aspirasi mereka tidak diindahkan oleh Bupati dan orang yang disebutkan di atas. Tidak satupun orang yang keluar menemui massa aksi, cuma hadangan garis ketat polisi yang menyambut niat baik para aktifis itu. Kami sangat kecewa terhadap pemimpin kota ini, kami datang hanya untuk menemui bapak kita dan pemimpin kita untuk setidaknya berdiskusi terkait permasalahan pendidikan di kota ini, bukan malah mengadu fisik kita dengan para petugas kepolisian yang jumlahnya lebih banyak dari kita, ujar Salah satu Orator dari PMII. Kekecewaan itu memuncak ketika kita mendapat informasi bahwa bapak Bupati pamekasan Keluar dari Kantor dengan diam-diam untuk  menghindar dari masa aksi. Merasa tidak puas dan merasa tidak dihiraukan massa aksi membakar sejumlah Ban bekas dan menaiki Gudep di depan Gedung DPRD itu.

Diantara tuntutan pendemo, diantaranya: tolak hasil Unas, perketat perijinan pendirian lembaga pendidikan, pemerataan guru PNS antara Swasta dan Negeri, pemerataan pendidikan antar kota dan pedesaan, pertegas eksistensi dewan pendidikan pamekasan, tuntaskan buta huruf di pamekasan, dan hapus predikat sekolah unggulan.

(-dit/red.)

0 komentar:

Posting Komentar