Minggu, 10 Maret 2013

Diguyur Hujan, Ormas Perempuan Lakukan Longmarch Peringati Hari Perempuan Sedunia

Jakarta,(media sahabat) Setiap tanggal 8 Maret, diperingati Hari Perempuan Internasional. Meskipun hujan turun, untuk memperingatinya puluhan massa Kopri PB PMII bersama dengan gabungan berbagai elemen dan Ormas yang tergabung dalam Komite Aksi Perempuan Sedunia tetap semangat menggelar aksi long march dari Bundaran Hotel Indonesia ke Istana Negara, Jumat (8/3).

Dalam aksinya mereka menolak kekerasan, diskriminasi dan pemiskinan terhadap perempuan sebagai temanya.

"Perempuan hari ini ditantang untuk melakukan sebuah gerakan yang mampu menyuarakan suara-suara yang selama ini tidak dan jarang tersuarakan. Khususnya mengenai permasalahan perempuan di tingkatan grasroot masyarakat," teriak Sekjend KOPRI PB PMII Herwanita.

Menurutnya, masih terdapat catatan banyak kasus-kasus kekerasan, diskriminasi dan pemiskinan yang dialami perempuan. Dia memaparkan, masih segar dalam ingatan, kasus pembunuhan dan mutilasi mahasiswi UIN Ciputat serta pemerkosaan terhadap siswa dan anak perempuan dibawah umur yang efeknya sampai kepada dikeluarkannya korban dari lingkungan sekolah.

"Ternyata memang dibutuhkan kesadaran kolektif untuk menggugat kelanggenan anggapan bahwa perempuan selalu menjadi kelompok yang termarginalkan baik pada tataran nalar masyarakat maupun wacana dan diskursus yang berkembang di masyarakat," terang dia.

Oleh karenanya, pihaknya menyatakan sikap atas dukungan terhadap korban kekerasan seksual agar diproses secara hukum dan mendapatkan haknya, mendukung adanya pendidikan seksualitas yang komprehensif disekolah maupun diluar sekolah, himbauan kepada jurnalis untuk menggunakan jurnalisme berpersfektif keadilan gender, serta mendesak dan mendorong pemerintah dalam melakukan realisasi jaminan kesehatan murah dan massal bagi perempuan dan anak serta menyerukan kepada semua pihak untuk STOP kkekerasan, diskriminasi dan pemiskinan perempuan.

"Hari ini gerakan perempuan, khususnya gerakan mahasiswa perempuan baik pada tingkatan nasional maupun lokal harus mampu mengambil ruang untuk menyuarakan isu perempuan yang selama ini yang tadinya dianggap kurang penting seperti pengasuhan anak, ketenagakerjaan domestik, pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga dan hak-hak reproduksi perempuan," ujarnya.

Dia menambahkan Personal is political and everything is political, tentunya dengan dasar memberikan ruang kepada perempuan untuk melakukan penolakan dan resistensi politik terhadap tekanan tekanan yang mereka hadapi melalui problem sosial keseharian perempuan.

Sebagaimana diketahui aksi gabungan tersebut juga dihadiri oleh kader-kader KOPRI Ciputat dan Ratusan kader KOPRI Cabang di DKI yang berbaur bersama Massa aksi yang melakukan karnaval dan longmarch sepanjanng bundaran HI menuju Istana negara. (IB)

Sumber:  Indowarta.co

0 komentar:

Posting Komentar